Peserta UN Perlu Ikuti Tahapan Kerja

Jakarta--Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini yang menggunakan sistem barcode membuat peserta perlu mengikuti tahapan kerja sebelum mulai mengerjakan soal.  Peserta yang tidak memastikan bahwa ia menjawab pada LJUN yang benar, akan mendapat nilai yang jelek, karena saat dipindai, komputer akan keliru membaca. “Tahapan kerja ini sudah kami cantumkan dalam Prosedur Operasi Standar (POS),” ungkap Khairil saat ditemui di ruangannya, Rabu (27/2). 

Pertama, peserta harus memastikan bahwa antara naskah soal dan LJUN masih bersatu. Kalau sudah dalam keadaan terpisah, peserta wajib melaporkannya kepada pengawas dan meminta ganti. “Jangan sampai peserta ambil risiko, tetap mengambil naskah soal dan LJUN yang sudah terpisah itu. Harus diganti dengan yang masih dalam kondisi bersatu,” tegas Khairil.

Continue Reading

Beasiswa Bidikmisi Diperluas untuk Pendidikan Profesi Dokter dan Guru

Surakarta, Jawa Tengah -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh berjanji untuk memperluas jangkauan beasiswa Bidikmisi. Jangkauan itu diperuntukkan bagi pendidikan profesi kedokteran, dan  kependidikan.

Sebanyak Rp 1,4 triliun anggaran akan disediakan untuk beasiswa Bidikmisi bagi 91.400-an mahasiswa tidak mampu di tahun 2013. Anggaran tersebut lebih besar dari tahun lalu, dikarenakan sebagian anggaran tersebut disiapkan bagi mahasiswa kedokteran dan pendidikan agar bisa kuliah sampai menjadi seorang dokter, atau pengajar.

Continue Reading

UN 2013, Bobot Soal Sulit Ditambah 10 Persen

Jakarta -- Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Ujian Nasional (UN) tahun ini mengalami sejumlah perubahan. Mulai dari bertambahnya variasi soal yang sebelumnya hanya berjumlah lima, kini menjadi 20 variasi soal, hingga digunakannya sistem barcode pada naskah soal dan lembar jawaban UN (LJUN). Tidak hanya itu, komposisi bobot soal juga berubah. Bila tahun lalu bobot soal mudah sebanyak 10 persen, sedang 80 persen, dan sulit 10 persen, tahun ini bobot soal sulit ditambah lagi 10 persen. Dengan penambahan jumlah soal yang sulit itu, maka komposisi bobot soal pada UN 2013 ini menjadi 10 persen soal mudah, 70 persen sedang, dan 20 persen sulit. 

Continue Reading

Sosialisasi Kurikulum 2013 di Pontianak

Pontianak--Setelah sehari sebelumnya melakukan sosialiasi di Kabupaten Sambas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh melaksanakan sosialisasi Kurikulum 2013 di Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (10/3/2013).

Seperti juga di Sambas sosialisasi di Pontianak juga dilakukan bersama anggota Komisi X DPR RI Zulfadhli, dari Fraksi Golkar dan Albert Yaputra dari Fraksi Demokrat.

Dalam sambutannya, Zulfadhli menyatakan dunia pendidikan kita tertinggal dari negara-negara lain sehingga perlu lompatan besar untuk mengejarnya. "Kurikulum S2013 merupakan lompatan besar tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Albert mengatakan, "Kami dari DPR sangat mendukung Kurikukum 2013 ini."  Untuk penerapan, guru-guru harus segera dilatih karena dengan Kurikulum ini daya saing bangsa bisa meningkat.

Dalam paparannya, Mendikbud menjelaskan, hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dan hal itu sudah dinyatakan dalam UU Sisdiknas. Pembentukan sikap (attitude) merupakan kompetensi pertama yang harus diberikan kepada para peserta didik dalam rangka membentuk karakter. Setelah itu kompetensi keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge)."Pengembangan Kurikulum 2013 ditujukan untuk memperbaiki  sikap atau karakter ini,"  ujar Menteri Nuh.

Menurut Mendikbud, memperbaiki pendidikan tidak boleh lepas dari delapan standar pendidikan nasional. Sudah tentu, katanya, perbaikan kurikulum merupakan bagian dari peningkatan delapan standar nasional pendidikan tersebut.  Empat standar di antaranya adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar evaluasi. "Keempat standar itulah yang sedang diperbaiki dalam  Kurikulum 2013 karena berbicara kurikulum meliputi keempat standar tersebut," kata mantan Menkominfo ini.

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Cristiandi Sanjaya, menyambut gembira kehadiran Kurikulum 2013 ini.  "Kurikulum  ini harus segera dilaksanakan karena sangat menekankan pendidikan karakter," ujarnya. Padahal, menurutnya, kondisi masyarakat kita banyak dibebani masalah sosial.

Sanjaya mengungkapkan, hadir dalam sosaliasi ini 500 peserta, terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas dan para kepala dinas pendidikan dan kebudayaan se Kalimantan Barat.

Penulis: kemdiknas.go.id

Continue Reading

20 Film Indonesia Pilihan Siap Tayang di Bioskop Keliling

Jakarta -- Sebanyak 20 film Indonesia telah dipilih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk ditayangkan di Bioskop Keliling yang akan disebar di berbagai wilayah di Indonesia. Film-film yang mengandung nilai-nilai pendidikan, budaya Indonesia, dan cinta tanah air seperti Petualangan Sherina, Garuda di Dadaku, Laskar Pelangi, Lima Elang, Darah garuda, dan lain-lain telah dibeli hak siarnya untuk ditayangkan di Bioskop Keliling.

Saat ini Bioskop Keliling sedang dalam tahap uji coba dan simulasi sebelum nantinya akan diserahterimakan ke unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan) di seluruh Indonesia. "Nanti setelah dalam tahap uji coba berjalan lancar, akan diserahkan ke UPT Kebudayaan yang ada di daerah," ujar Yayuk Sri Budi Rahayu, kepala Sub Bagian Kerjasama Sekretariat Ditjen Kebudayaan, pada saat simulasi pemutaran film Bioskop Keliling di SMP Negeri 41 Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2013).

Continue Reading

Seluruh Sekolah di Kolaka Dapat Fasilitas Internet

TRIBUNJOGJA.COM, KOLAKA - Tahun ini, seluruh sekolah yang ada di Kolaka Sulawesi Tenggara tidak lagi merasa kesulitan untuk mengakses internet dari sekolah. Pasalnya kemudahan akses internet akan mereka dapatkan setelah Pemerintah Daerah Kolaka bekerja sama dengan Telkom menyediakan akses internet.

Kepala ICT Dinas Pendidikan dan Olahraga Kolaka Gustaf menerangkan, tujuan dari program ini adalah untuk mendukung proses belajar mengajar siswa dengan menggunakan internet. Bahkan bisa membantu guru dalam menambah referensi materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa.

"Program ini nantinya akan mengajak siswa di sekolah agar bisa menggunakan internet secara positif. Karena situs terlarang seperti situs porno diblokir. Dengan adanya program dari PT. Telkom sekolah akan mudah untuk mengakses internet, sehingga proses belajar mengajar yasng menggunakan jaringan internet dapat berjalan dengan baik," ungkap Gustaf, Rabu (6/3/2013).

Gustaf menambahkan, pemasangan jaringan internet ini tak dipungut biaya administrasi. Semua perlengkapan ditanggung oleh pihak Telkom, namun pihak sekolah hanya akan dikenakan biaya tarif internet. "Jadi siswa di sekolah dapat gunakan internet mulai dari datang hingga pulang sekolah," tambahnya.

Lebih jauh dijelaskan Gustaf, saat ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kolaka mengusulkan semua nama sekolah mulai dari tingkat SMP hingga SMA sederajat agar dapat mengakses internet. "Tahap pengusulan saat ini mungkin sekitar satu atau dua bulan ke depan, semua sekolah sudah ada internetnya," tutup Gustaf.

Penulis: tribunnews.com

Continue Reading

44.609 SD Pelaksana Kurikulum 2013 Dijaring Melalui Dapodik

Jakarta --- Dari 148.695 sekolah dasar seluruh Indonesia, sebanyak 44.609 (30 persen) diantaranya akan gunakan kurikulum 2013 di tahun ajaran 2013/2014. Perbandingan antara SD negeri dan swasta adalah 90 banding 10 persen. Demikian disampaikan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemdikbud, Ibrahim Bafadal, di kantor Kemdikbud, Selasa (5/03).

Ibrahim menerangkan, pemilihan sekolah-sekolah tersebut, berbasis pada data pokok pendidikan (Dapodik), yang memenuhi kriteria. Kriteria pertama yaitu akreditasi, dimana ada dua level akreditasi yang digunakan untuk tahap pertama ini, yakni akreditasi A dan B.

Continue Reading

28 Juta Eksemplar Buku SD Disiapkan Songsong Kurikulum 2013

Jakarta --- Persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 terus dilakukan, termasuk diantaranya adalah penyiapan buku tematik siswa dan buku guru untuk sekolah dasar. Hingga saat ini tercatat 28.779.198 eksemplar buku yang akan disiapkan. Jumlah tersebut diperoleh dari penghitungan jumlah siswa dikali dengan 8 buku tematik siswa untuk kelas 1, 9 buku tematik siswa untuk kelas 4, buku agama kelas 1 dan kelas 4 masing-masing memiliki enam variasi, buku penjaskes kelas 1 dan kelas 4, buku cadangan sebanyak lima persen, dan buku guru.

“Buku cadangan yang lima persen itu adalah buku yang ditaruh di perpustakaan dan digunakan jika terjadi perubahan data di sekolah tersebut. Misalkan ada anak pindahan, atau siswa ketinggalan bukunya di rumah,” terang Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Ibrahim Bafadal, di Kemdikbud, Selasa (5/03) sore.

Continue Reading