Dari Kepala Sekolah ke School CEO: Perjalanan Mindshift yang Mengubah Masa Depan Sekolah

Kabar duka datang dari Korea Selatan—artis Lee Seo-yi meninggal dunia di usia 43 tahun. Banyak yang mengaitkan kepergian beliau dengan tekanan pekerjaan dan stres berkepanjangan. Sekilas tak ada hubungannya dengan dunia pendidikan Indonesia, tapi sebenarnya ini cerminan penting: beban besar tanpa mindset yang kuat hanya akan menggerus energi hidup. Hal yang sama terjadi di sekolah-sekolah kita.

 

Mengapa banyak sekolah stagnan, walau kurikulum terus berubah? Mengapa guru tak kunjung berdaya, dan perubahan hanya jadi “ritual nama baru tanpa jiwa”? Jawabannya sederhana tapi krusial: karena belum terjadi mindshift di level pimpinan. Kepala sekolah masih berpikir sebagai manajer administratif, bukan sebagai pemimpin transformasional.


Era Digital dan Sekolah Gratis: Kombinasi Tantangan Sekaligus Peluang

Dengan munculnya tuntutan sekolah gratis, para kepala sekolah dihadapkan pada situasi baru: bagaimana tetap berkualitas tanpa dukungan iuran yang stabil? Di sisi lain, masyarakat juga makin kritis dan menuntut transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi.

Sekolah yang masih mengandalkan pola manual akan kelabakan menghadapi era ini. Maka dari itu, digitalisasi bukan lagi opsi, tapi jalan keluar strategis. Menggunakan sistem informasi sekolah dan aplikasi sekolah terintegrasi seperti SISKO bukan semata-mata soal teknologi, melainkan soal cara berpikir baru dalam mengelola sekolah.


School CEO: Pemimpin Visi, Bukan Sekadar Pelaksana

Bertransformasi menjadi School CEO berarti:

  • Punya big picture mindset

  • Mampu melihat data sebagai dasar keputusan

  • Membangun manajemen sekolah digital yang adaptif

  • Mendorong kolaborasi lintas sektor dan membuka peluang fundraising

Peran ini membutuhkan dukungan tools yang tepat, seperti software sekolah 4.0 yang mendukung otomatisasi, pelaporan digital, dan kolaborasi real-time dengan guru dan orang tua. Tak kalah penting, pemimpin sekolah juga perlu meletakkan sistem administrasi sekolah online yang efektif untuk mendukung efisiensi operasional.


3 Langkah Awal Menuju School CEO

  1. Mindshift dari Administrasi ke Inovasi
    Hentikan kebiasaan menunggu regulasi. Bangun keberanian untuk mendefinisikan arah sekolah sendiri berdasarkan kekuatan dan potensi lokal.

  2. Buka Kolaborasi Strategis
    Jangan bekerja sendirian. Libatkan alumni, dunia usaha, dan komunitas sekitar. Kolaborasi adalah sumber daya baru yang bisa diaktifkan oleh School CEO.

  3. Adopsi Teknologi sebagai Budaya, Bukan Proyek
    Digitalisasi bukan proyek semusim. Ini adalah budaya kerja baru. Sekolah yang konsisten menggunakan teknologi akan lebih tangguh dan dipercaya publik.


Akhirnya, Semua Tentang Visi

Kepala sekolah dengan mindset lama mungkin akan melihat teknologi dan perubahan sebagai ancaman. Tapi seorang School CEO melihat semua itu sebagai pijakan untuk terbang lebih tinggi.

“Saat Anda berani mengubah cara berpikir, Anda tak hanya memimpin sekolah. Anda sedang memimpin masa depan.”

Maka, pertanyaannya bukan lagi: "Apakah perlu berubah?"
Tapi: "Sudah sejauh mana Anda bersiap menjadi School CEO sejati?"


Siap Melangkah?

Kunjungi kamadeva.com dan temukan solusi lengkap untuk digitalisasi dan transformasi sekolah Anda: