China Wajibkan Siswa Belajar Masak dan Berkebun: Orang Tua Indonesia Wajib Tahu Alasannya!

“Bu, aku masak sendiri hari ini!” ujar Mei, siswi kelas 4 SD di Beijing, sambil menunjukkan bekal makan siangnya yang ia siapkan sendiri. Sejak 2022, pemandangan seperti ini menjadi hal biasa di sekolah-sekolah China. Pemerintah China telah menerapkan kurikulum baru yang mewajibkan siswa dari SD hingga SMP untuk belajar memasak dan berkebun sebagai bagian dari pendidikan wajib sembilan tahun. (KOMPAS.com)

 

Mengapa China Melakukan Ini?

Langkah ini diambil untuk membekali siswa dengan keterampilan hidup praktis dan menumbuhkan kemandirian sejak dini. Kementerian Pendidikan China merilis Life Skills Curriculum Standards for Compulsory Education edisi 2022, yang mencakup kegiatan seperti memasak, membersihkan rumah, dan berkebun. (Popmama.com, KOMPAS.com)

Tujuannya adalah untuk menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga terampil dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diajarkan untuk memahami pentingnya nutrisi, budaya kuliner, dan etos kerja melalui kegiatan praktis.(Suara Rembang, Popmama.com)

Tahapan Pembelajaran Sesuai Usia

Kurikulum ini dirancang sesuai dengan jenjang pendidikan:

  • Kelas 1–2 SD: Mengenal dan mencuci sayuran, serta memahami alat dapur dasar.

  • Kelas 3–4 SD: Memasak sederhana seperti merebus telur dan membuat salad.

  • Kelas 5–6 SD: Mengolah hidangan seperti telur orak-arik dan sup sederhana.

  • Kelas 7–9 SMP: Menyusun rencana makan harian dan memasak lengkap untuk keluarga. 

Selain itu, siswa juga diajarkan berkebun, merawat tanaman, dan memahami proses pertumbuhan makanan dari tanah hingga meja makan.

Respon Orang Tua dan Masyarakat

Kebijakan ini mendapat beragam tanggapan dari orang tua. Banyak yang menyambut baik karena anak-anak menjadi lebih mandiri dan aktif membantu di rumah. Namun, ada juga yang khawatir program ini menambah beban mereka, terutama jika fasilitas sekolah terbatas. (Suara Rembang)

Meskipun demikian, pemerintah menekankan bahwa tujuan utama adalah mengajarkan keterampilan hidup, bukan menambah tekanan akademik.

Pelajaran untuk Indonesia

Langkah China ini bisa menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di Indonesia. Mengintegrasikan keterampilan hidup dalam kurikulum dapat membantu siswa menjadi lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan kehidupan nyata.

Dengan memanfaatkan teknologi seperti sistem informasi sekolah dan manajemen sekolah digital, sekolah di Indonesia dapat merancang kurikulum yang seimbang antara teori dan praktik. Penggunaan aplikasi sekolah terintegrasi juga dapat mempermudah administrasi dan pelaporan kegiatan siswa.

Kesimpulan

Kebijakan China dalam memasukkan pelajaran memasak dan berkebun ke dalam kurikulum sekolah menunjukkan pentingnya pendidikan yang holistik. Dengan membekali siswa dengan keterampilan hidup sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi kehidupan nyata.

Sudah saatnya kita, sebagai orang tua dan pendidik di Indonesia, mempertimbangkan langkah serupa untuk masa depan anak-anak kita.


Untuk informasi lebih lanjut tentang digitalisasi sekolah dan pengelolaan pendidikan yang efektif, kunjungi: