Apakah kita menyadari bahwa anak-anak perlu di motivasi dalam belajar?
Bapak-ibu guru pasti tidak henti-hentinya selalu memberikan motivasi kepada para siswa-siswinya supaya tidak terus meningkatkan semangat untuk belajar.
Tetapi disisi para siswa justru sudah banyak yang merasa tidak cocok dengan mata pelajaran tertentu. Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau Aku tidak mau mengerjakan PR dan aku tidak suka sekolah. Coba bayangkan apa yang dirasakan para siswa-siswi tersebut? Tidakjarang orang tua juga mendorong dengan memberikan les pelajaran yang tidak disukai oeh anak tersebut. Dan hal yang terjadi justru anak-anak semakin muak terhadap pelajaran yang dia tidak suka itu.
Orang tua atau guru sering menyarankan me-les-kan anak pada pelajaran yang kurang diminati. Sesudah itu bila mendapat pengajar les yang bikin boring, semakin anak tersebut semakin tersiksa. Secara psikologis anak semakin depresi dan bisa menimbulkan trauma yang sangat mendalam. Sebenarnya sebelum memutuskan memberikan pelajaran tambahan atau les, perlu dicermati hal-hal berikut:
- Mengapa ia tidak lagi menikmati pelajaran tersebut?
- Mengapa dia tidak bisa rangking satu dan menyaingi teman-temannya?
- Mengapa ia lebih senang bermain gadget dibandingkan dengan membaca buku?
- Bagaimana cara dia jadi suka pelajaran itu kembali?
Menurut saya, ini hanya beberapa pertanyaan yang sering muncul seiring dengan keprihatinan orang tua ketika anak-anak mereka menunjukkan kurangnya minat dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Dengan masalah seperti ini, beberapa orang tua pastinya tidak menginginkan hal tersebut terus-menerus terjadi. Banyak orang tua yang mengambil langkah lain dalam mendidik anaknya, seperti home scooling, sementara ada juga yang memberi kegiatan pada anak-anaknya agar bergabung dengan klub-klub yang dapat membuat anak tersebut senang dengan hal baru.
Namun, bagaimana dalam masa pandemi ini? anak-anak mungkin bahkan lebih bosan dengan pembelajaran yang hanya dilakukan pada jarak jauh saja. Saya pernah mengikuti volunteer dan membimbing seorang anak yang memang tidak mempunyai semangat dalam belajar dan sangat manja. Tetapi saya terus berusaha bagaimana saya bisa memberikan motivasi terkait dengan apa yang dapat membuat mereka senang belajar dengan saya. Salah satunya dengan menggunakan metode-metode pembelajaran dalam bentuk game, siapa sangka? dengan metode itu, mereka bisa lebih enjoy dan sering tersenyum meskipun pembelajaran hanya dilakukan lewat google meet.
Seorang anak memang tidak bisa kita paksa untuk selalu belajar. Apa kalian pernah menyuruh adik kalian belajar, tetapi ia malah malas dan membantah perkataan kalian? ya, seharusnya kita tidak berhak melakukan itu dan biarkan saja mereka menikmati setiap pembelajaran dengan gaya mereka sendiri. Dengan kata lain, orang dewasa tidak seharusnya mencoba untuk memaksa kehendak mereka. Jadi, bersabarlah sementara menunggu mereka merespon dalam waktu menurut hitungan mereka sendiri.
Kita memang sebaiknya bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap anak-anak. Apalagi ketika kita ingin menyuruhnya untuk belajar, tidak boleh ada satu kata pun yang sifatnya membentak atau dikeluarkan menggunakan nada yang tinggi. Apa jika semua itu terjadi seorang anak akan menuruti perintah yang disampaikan? sangat tidak, mereka tidak akan menurutinya. Saya yakin, yang terjadi malah ia akan masuk kedalam kamarnya dan menangis. Ya itulah seorang anak. Ia membutuhkan motivasi yang dapat membangun semangat dia untuk belajar, bukan malah diperintahkan dengan kata-kata yang dapat menyakiti hatinya.
Oleh karena itu, berikut ini tips yang berguna dalam mendorong motivasi pada anak :
-
kita menanyakan terlebih dahulu apa minat bakat yang ia punya. Ia senang dalam melakukan hal seperti apa.
-
Lalu berikan ia pengetahuan akan dunia yang sangat luas dengan ide-ide yang dapat menarik perhatiannya. Dan berikan hal baru yang belum pernah ia alami sebelumnya.
-
Ini yang sering kita lupaka,padahal hal ini merupakan halpenting, puji dirinya. Puji dirinya seakan-akan ia benar-benar merasa dirinya itu pantas dikenal oleh orang lain. Meskipun ada seorang anak yang memiliki kekurangan dalam dirinya, tetap puji ia. Karena hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang anak.
-
Berikan ia wawasan akan masa depan, sehingga seringkali muncul ambisi-ambisinya untuk mengejar masa depan yang cemerlang.
-
Selalu menjaga sikap positif tentang pendidikan di sekolah. Bahkan ketika seorang anak memiliki masalah dengan gurunya, sebagai orang dewasa kita perlu hati-hati dengan apa yang ingin dikatakan
Demikian halnya, anak-anak atau siswa-siswi tetap harus dibimbing untuk melakukan refleksi diri setelah mereka menerima sebuah materi yang telah ia dapatkan disekolah maupun diluar sekolah.
Sudahkah bapak-ibu guru menerapkan langkah-langkah diatas? Sebuah slogan digitalisasi sekolah akan percuma bila anak-anak didalam sekolahan tersebut tidak semangat dalam belajar